Bigbang

Bigbang
G- Dragon

Sunday, February 7, 2010

"Heartbeat" Part 1


Min young, gadis berumur 18 tahun. Ia gadis yang cantik, pintar, dan feminim. Min young mempunyai saudara kembar bernama min rae. Minrae gadis yang manja, manis dan tidak begitu pintar. Mereka berasal dari kota besar di korea selatan yaitu Incheon. Dari umur 7 tahun, mereka tinggal di Jakarta, karena ayah mereka seorang duta besar korea selatan di Indonesia. Min young dan Min rae bersekolah di Korea Internasional School di Jakarta timur, cukup jauh dari kediaman mereka. Min young sangat menyayangi adiknya walaupun mereka sering bertengkar. Orang bilang Min young lahir dengan keberuntungan dan Min rae beruntung karena sudah dilahirkaan.

Di malam hari Min young sedang membaca buku, sedangkan min rae sedang menonton realityshow shinee hello baby.

“de, bisa kecilin suara ltv nya sedikit ga? ,” teriak min young.

“ha? Aku ga denger” jawab min rae sambil yang sedang asik menonton tv.

“ade, aku lagi belajar” jelas minyoung.

“ argh~ sana belajar di luar kamar berisik, rese bngt sih!” bentak min rae sambil beranjak dari posisinya dan menghampiri min young.

”sok pinter, blajar! Sana keluar!” bentak min rae.

“lw ngusir gw?” Tanya minyoung kasar.

“iya, sana pergi dari kamar ini anak sok pintar, aku sibuk ni” min rae menatap tajam mata min young.

Min young pun terdiam sejenak mencoba meredamkan amarahnya “hmm, baiklah aku keluar!” minyoung keluar kamar dan menuruni tangga.

Min rae berfikir bahwa jika ayah tau bahwa ia mengusir min young dari kamar, mungkin ayah akan menghukumnya, “oh tidak ” min rae berlari mengejar min young yang sedang menuruni tangga.

“onni, maafkan aku”

Min young menoleh “ha? Aku ga salah dengar?”.

“maafin aku onni, aku janji tidak berisik lagi. Ayo onni masuk ke kamar dan kembali belajar, ku mohon” pintanya.

Min young tersenyum “iya, aku maafkan, lain kali tidak boleh begitu ya”. Min rae mengangguk.

Mereka mudah sesekali untuk bertengkar dan mudah sekali untuk berbaikan.

Hari ini mereka menunggu kiriman surat hasil ujian kelulusan ini di rumah. Ayah mereka janji akan mennyekolahkan mereka ke Seoul jika lulus ujian.

“min rae ya, aku tidak sabar”sambil merangkul min rae.

“aku juga, aku harap aku bisa kuliah sama sama di Seoul” kata min rae.

“iya, ah pasti sangat menyenangkan”sambil membayangkan.

Umma datang dan membawakan kami kue tar yang kelihatannya enak sekali “sambil tunggu pak posnya datang, ayo makan kue buatan uma”.

“iya2, hmm sepertinya enak” min rae mengambil sepotong kue itu.

“wah, aku juga mau” mengambil dua potong kue.

“ah min yong onni, lapar?” ledek min rae.

“yahahahha”sambil melahap kuae itu.

Tiba- tiba pak post datang dengan membawa 2 buah amplop yang di peruntukan untuk min young dan min rae. Min young dan Min Rae segera membuka surat itu.

“apa?” min rae pingsan.

Nilai ujian min rae sangat buruk, ia tidak lulus ujian.

Setelah beberapa saat

“uma, aku ingin berdiam sendirian dulu di kamar” min rae bangun memaksakan diri dan menuju ke kamar lemas.

Min young memeluknya “min rae, aku sangat menyayangimu”.

Min rae tersenyum dan melepaskan pelukan min young, lalu segera menuju kamarnya. Uma memegang tangan min young “sudah lah, biarkan dia merenung dan menenangakan diri sejenak.”

Tepat jam 04.00 pm ayah pulang dan menanyakan kelulusan kedua anaknya. Min rae masih di dalam kamar dan min young sedang membantu uma masak di dapur segera berkumpul di ruang keluarga. Dengan mata yang sembab habis menangis minrae menghadap ayahnya.

“min rae? Kau habis menangis?” kata ayah menegur min rae.

Min rae terdiam.

“ada apa sebenarnya? Apakah anak ayah tidak lulus?” ayah mula memancing.

Min rae ketakutan dan menangis kencang “aku ayah, aku tidak lulus”. Min young pun tidak sanggup mendengarnya.

Mata ayah tajam menatap min rae “apa? Kau tidak lulus?”. Min rae mengangguk dan menunduk. Ayah sepertinya sangat emosi “kau sudah tahu kan konsekuensinya?”.

Min rae sekali lagi mengangguk. “lihat mata ayah!” teriak ayah.

Min rae melihat mata ayah dengan perlahan dan sekejap ayah menampar pipi min rae “PRAKK!” min rae pun menangis kejar. Min young memeluk min rae. “sangat memalukan!” omel ayah kesal.

“ayah, sudahlah kasiahan min rae” umma mulai membela min rae.

“maaafkan aku ayah, aku sudah berusaha semaximal mungkin ” min rae membela diri

“ya~ kau tidak akan bersekolah ke seoul, kau akan mendapat ijasah paket c, lalu tentukan sendiri jalan hidup mu!” bentak ayah.

“ayah~, aku”.

“cukup, kau tidak mengerti? Sana masuk kamar!”.

Ayah sepertinya sangat marah. Min rae pergi menuju kamarnya dan menagis lagi. “min young, apakah kau juga akan mengecewakan ayah?” Tanya ayah .

“aniyo, alhamdulillah aku lulus” ucap min young.

Ayah tersenyum seolah bangga “kau memang jagoan ayah, oke ayah akan menyekolahkan mu di Seoul National University, itukan impian mu?”.

“ne”min young lemas memikirkan saudara kembarnya.

“baiklah, persiapkan dirimu baik- baik” ayah mengelus- elus kepala min young. Min young langsung menyusul min rae di kamar.

Min young POV (sudut pandang min young)

Aku menuju kamar kami di lantai atas. Ku lihat di pojok, min rae menagis sesegukan aku menghampirinya dan memeluknya, aku sayang sekali dengan adik ku “min rae, aku tidak mau ini terjadi pada mu”.

“aku akan pergi entah kemana, aku ingin sekali kuliah meraih cita- cita ku” kata min rae sambil menangis.

“aku tahu, tapi aku tidak mau kau pergi sendirian, kau adik ku” akupun ikut menangis.

“onni, aku ingin menjadi anak yang dibanggakan, tapi aku selalu mengecewakan, padahal aku sudah berusaha semaximal mungkin” kata min rae sedih.

“Dimata ayah kau bukan anak yang membanggakan tapi di mata ku kaulah adik yang membanggakan” hiburku.

“sebentarlagi oni akan pergi jauh, aku akan pergi entah kemana, akau akan sendirian” min rae merengek.

“sudahlah, aku yakin semua akan baik – baik saja walaupun kita terpisah” kata ku. Min rae tertidur akupun juga, aku tidak mau kehilangan adik sepertimu.

Ayah akan menyekolahkan ku di Seoul dan Min Rae memilih tinggal di Gongwanda untuk mempelajari budaya korea di sebuah sanggar disana. Kami terpisah begitu jauh, sekarang aku jauh dari ayah, uma dan min rae, min rae pun begitu juga. Perasaanku campur aduk, senang campur sedih. Kenapa ini terjadi padaku dan Min Rae?

Min Rae POV (sudut pandang minrae)

Hari ini aku merasa di buang, aku akan pergi ke Gangwondo untuk belajar kebudayaan korea di sebuah sanggar, ini sebenarnya bukan cita- cita ku. Tapi ini konsekuensi ku karena hanya ijasah paket c saja yang ku perolaeh. Sebodoh itukah aku? Sampai otak ku tidak cocok untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi terkemuka di negeri korea. Sedangkan kakak ku Min young, otaknya cocok untuk menuntut ilmu di Universitas manapun. Dia memang sosok yang sempurna, sudah cantik, pintar, baik, dewasa, patuh dan pengertian. Mungkin benar min young onnie lahir dengan keberuntungan, sedangkan aku beruntung karean telah dilahirkan. Malangnya.

Hari ini min young onni akan berangkat ke seoul dan aku ke Gangwondo. Min young onni pamit “dongsaengi~ oni pergi dulu ya, kamu hati hati. Aku yakin semua akan baik baik saja, percayalah”.

Aku tersenyum dan memeluknya erat- erat.

“ayah, aku akan membuat kau bagga!” terengar dari bibir min young saat berpamitan dengan ayah.

Kenapa ia katakana itu? Membuat iri dan dengki saja.

Min young memeluk uma “uma, doakan aku yah. Aku janji tak akan nakal

Uma mengelus- elus anak kesayangannya itu dan sempat meneteskan air mata.

Aku sempat berfikir bahwa mereka lebay dan menyebalkan.

Min young onni pergi, ia melambaikan tangannya dari kaca jendela mobil. Aku berdiri sambil memandang jalan terakhir melihat min young onni, sambil membayangkan “Wah , enak sekali min young. Dia bisa ikut training SM entertainment tuh sambil kuliah, yhahahahh. Coba aku jadi dia, aku ingin sekali~. “ tiba- tiba ayah menyentuh bahu ku

“min rae, ayo siap- siap! Kamu harrus berangkat.”

Aku mengangguk “baik ayah. Aku akan segera siap- siap”

Min Young POV (sudut pandang min young)

Akhirnya aku sampai di seoul. Ternyata Seoul benar- benar kota yang indah, persis seperti yang ada di iklan seoul song yang dibintangi super junior dan snsd. Ah jadi kepikiran mereka yahaha. Aku berjalan di trotoar yang sepertinya lebih lebar dari pada trotoar yang ada di Indonesia. Yaiyalah~ aku jadi kangen incheon, kta asalku dulu. Aku juga kangen teman kanak- kanak ku dulu. Sahabatku Uyun, aku lupa nama aslinya.

Aku sampai di aparterment yang ayah siapkan untuk ku. Hmm, aku lapar. Lebih baik makan di luar dan cari angin. Sudah lama sekali aku tidak menyantap makanan korea, enak nya~. Setelah makan, aku tidak langsung pulang. Rasanya aku ingin melihat keindahan kota Seoul saat malam hari. Tempat yang cocok adalah Gedung 63, yaitu gedung tingkat 63 lantai yang dibangun pada tahun 1985. Bangunan ini merupakan tempat hiburan yang pasti memuaskan hati. Aku memasuki gedung 63, “waw~.” Gedung ini dilengkapi berbagai fasilitas, dari teater,observatorium, aquarium, ruang sauna dan lain lain. Aku ingin sekali menaiki tingkat yang paling atas dengan lift berkekuatan tinggi, lift ini dinamakan “love Elevator”

“halo” aku menyapa penjaga lift.

“halo, ada yang bisa saya Bantu?” kata penjaga lift sambil tersenyum ramah.

”apakah love elevator hanya bisa digunakan untuk oranga yang memilki pasangan?”

“ya betul, apkah anda ingin mencoba ke gedung tertinggi dengan love elevator?”

”tidak, saya tidak punya pasangan. Terima kasih”

sayangnya lift itu hanya menghantarkan pasangan kekasih saja. Huh, padalah aku berharap bisa kesana dan menikmati pemandangan kota seoul dimalam hari. Dengan kecewa aku keluar gedung 63. Karena belum puas, aku jalan di hilir sungai han. Sungai ini Indah sekali, banyak pedagang lollipop. Akupun berhenti dan membeli lollipop.

“permisi, berapa harganya?”

“7 won saja”

“aku beli satu” aku mengeluarkan uang dari saku ku.

“terima kasih” kata pedagang itu.

”iya, sama- sama”

Aku duduk di kursi taman dekat sungai han. Udaranya sangat segar, bunyi gemericik air tedengar mengetarkan hatiku. Aku yang sedang menikmati lollipop ini sambil teringat mv lollipop Bigbang feat 2ne1. “lolli lolli oh lolli pop, lolli lolli oh lolli lolli~” aku makan lollipop sambil membayangkan disampingku ada G- Dragon dan Park Boem. oh, akhirnya impian ku terwujud~ makan permen lolli ditengah member- member bigbang dan 2ne1 yang sedang menyanyikan lagu lollipop. Hehehehehehe senangya~

“pletak!” suara batu menghantam kepalaku yang membuat khayalan lolli menghilang dari pikiranku.

“aish~” aku menoleh ke belakang. Terlihat seorang pemuda tampan yang sedang duduk santai di trotoar jauh di belakangku. Pandangannya kosong, bahkan iapun tidak sadar bahwa dia telah melemparku dengan batu.

“hai” teriaku , namun dia tetap melamun dan melempari batu kecil kesegala arah.

Aku menghampirinya dan menegasi wajahnya. Sepertinya aku pernah kenal dengan wajahnya, tapi siapa ya?

“hello?” melambaikan tangan ku didepan pandangannya.

“apa?”

Aku memberikan batu yang tadi ia lempar kepada ku “nih, batunya mengenai kepala ku, sakit”

“benarkah?”

“iya, sangat menyakitkan”

“maaf, aku ga sengaja”

“gpp, sepertinya aku pernah mengenalmu?”

“oh ya? Banyak orang yang mengenal ku” katanya.

Sombong sekali dia. Ck

“yasudah lupakan” aku pergi begitu saja.

Song Seung Hyun POV (sudut pandang song seung hyun)

Wanita cantik itu pergi begitu saja. Katanya ia mengenalku, tapi tidak tau siapa aku. Tentu saja aku banyak dikenal orang, aku kan member FT. Island. Dasar bodoh! Aduh keinget FT. Island lagikan, aku kan jaii sedih kalau ingat kejadian hari ini, Gara- gara FT. Island, hyung- hyung pada nakal banget , aku tau sih mereka niatnya bercanda, tapi lama- lama ngeselin.

Aku melempar batu ke sungai sambil berteriak “hyung, kenapa kau lakukan inii pada ku?”

Tiba- tiba terdengar suara jonghoon hyung “kau disini?”

Aku menoleh “hyong?”

“kau kesal?” hyong duduk disampingku.

“iya, kalian keterlaluan! Aku jadi ga datang casting kan? Gara- gara ulah kalian hyong- hyong ngumpetin pakaian aku di lemarinya minhwan? ” aku marah- marah kesal.

“kami ga mau kamu ikut casting film itu, ” jelas hyong

“kenapa hyong? Bukankah filmnya bagus?”

“iya benar, tapi syuting film itu akan membuat hyong- hyong jauh dari mu. Syutingnya kan di Eropa, Filmnya 55 episode(sinetron?). Kamu ngertikan sekarang?” Jonghoon menjelaskan.

Ternyata hyong sangat menyayangiku, aku sangat bersyukur bisa mengenal nya dan F.T Island. Aku mengangguk “aku mengerti sekarang hyong, thanks ya kalian memang the best hyong”

“Hyong, tadi ada wanita cantik yang terkena lemparan batu ku. Tetapi aku tidak memperdulikannya.”

“oh ya? Kenapa?”

“aku lagi bête gara- gara ini, coba aku ladenin. Anehnya kata wanita itu, ia mengenalku”

“iyalah, mungkin dia fans mu?”

“oh, mungkin”

“hahha, kau ini. Aku juga begitu, udah yuk kita pulang?” Ajak Jonghoon Hyong memutuskan pembicaraan kita.

Sesampainya Di dorm FT.Island, aku langsung menuju kamar tanpa menyapa hyong- hyong yang sedang asyik nonton televisi. Aku ingin mereka mengejar ku sampai ke kamar dan kami berbincang- bincang seperti biasanya. Namun saat ku tunggu- tunggu, ternyata hyong tidak meladeniku dan tetap asyik menonton sebuah acara busuk di televisi. Mungkin saja gara- gara acara tersebut, hyong- hyong jadi acuh tak acuh kepada ku. “Ini adalah hal yang paling damn dalam hidup gw” ucapku yang sedang mengintip hyong- hyong dibalik tembok. Dari pada aku menunggu mereka datang, lebih baik tidur dan mimpi indah.

Tidurku belum pulas, masih tersirat didalam pikiran kejadian hari ini termasuk bertemu wanita cantik di sungai han. Tak lama dari itu, hongki hyung masuk ke kamar ku mengendap- endap melihat ku telah tertidur. Aku mengintip sedikit. Ia menyelubungiku dengan selimut bugs bunny ku “seunghyun, maafkan aku, aku tidak mau kehilangan member FT.Island lagi” . Hati ku tersenyum. Tiba- tiba minhwan dan jaejin lewat kamar ku sambil main pukul- pukulan, suara mereka terlalu barisik memungkinkan jika aku terbangun dan memberikan senyuman hangat. Aku menngubah sedikit posisi tidurku dan membuka mata perlahan “hyong~”. Hongki hyong tersenyum dan meminta maaf “mianhae”. Ia mengelus- elus kepala ku dan pergi keluar kamar. Aku sama sekali tidak menyesal telah membatalkan casting film itu hari ini.

Min Rae POV (sudut pandang min rae)

Aku berangkat ke Gangwondo belajar kesenian dan budaya korea di Sanggar bernama ”LACHATA”. Pokoknya selama tiga bulan disini, aku harus sudah mendapatkan pekerjaan di sini. Karena ayah sudah tidak berperi kemanusiaan dan berperi keadilan terhadap anaknya. Aku harus membiayai hidup ku sendiri. Sedangkan Min young enak- enakan dia belajar tanpa bekerja. TIDAK ADIL!!!!!!!!!!! Aku tinggal di apartermen murahan kumuh yang terletak dipinggir kota, tidak jauh dari sanggar tempat ku belajar.

Hari pertama aku memulai kehidupan baru tanpa ayah, umma dan min young onni. Berangkat sendiri tanpa supir dan mobil. Aku berkenalan dengan banyak orang di LACHATA. Semuanya terlihat ramah dan menyenangkan, kebanyakan dari mereka adalah warga negara korea.

Saat kami mempelajari alat musik yang bernama haegeum, yaitu alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara di gesek. Lelaki di depan ku terlihat antusias sekali, tubuhnya agak maju saat songsaenim menjelaskan, ia mendengarkan penjelasan songsaenim dengan baik, seolah iya mengerti cara main haegeum. Aku heran, bukankah haegeum kebanyakna dimainkan oleh wanita? Kenapa ia begitu tertarik yah?

Sayang sekali aku tidak bisa melihat wajahnya, yang terlihat dari belakang hanya punggung dan warna rambutnya yang pirang. Pirang? Apakah dia bukan orang asia? Mungkin blasteran?

Setelah menjelaskan, songsaenim mempersilakan bagi kami yang ingin mencoba memainkan haegeum terlebih dahulu. Sudah ku sangka lelaki itu pasti akan mencoba dahulu sebelum kami bersama belajar meminkannya. Apakah dia sudah ahli? Pria itu beranjak dan mencoba memainkan alat musik gesek itu. songsaenim mempersilakannya. Ia membalikan tubuhnya kearah kami dan mulai memainkan haegeum.

”annyeonghasseo, naneun nickhun imnida. Chonun miguksaramiyeyo. mannasopanggawoyo” iya membungkukkan badannya, sopan. (hai, nama saya nickhun. Saya berasal dari amerika)

Saat melihat wajahnya, aku sangat terpesona. Apalagi ia memulai memainkan haegeum. jangan~ aku bisa pingsan. Dia memainkan haegeum dengan bagus sekali, ternyata dia memang sudah jago. Benar- benar menabjubkan.

Min Young POV

Hari ini adalah hari pertama aku kuliah. Seoul National University yang ku impi- impikan. Aku memasuki kelas accounting pagi ini. Dosennya baik, tolerant dan menyenangkan. Setelah kelas accounting selesai.

Aku juga mendapat beberapa teman yang asyik. Yoon Sung Hee salah satu teman ku, anaknya pintar, percaya diri dan mudah berbaur. Ia yang selalu memulai pembicaraan kami. Soo Ji hae, teman ku yang satu ini sangat humoris dan menyengankan, jika ia mulai melucu dengan leluconnya, kami selalu tertawa terbahak- bahak, walupun leluconnya tidak begitu lucu. Kim Yo Nam, cewe yang bergaya seperti cowo, aneh dan anaknya sedikit serius. Kami berempat sangat cocok, walaupun memiliki karakter yang berbeda- beda.

Aku mengajak teman- teman baru ku untuk makan di kantin bersama. Dengan senang hati, mereka mau bergabung. Sambil makan kami berbincang- bincang, biasalah cewe. Saat seorang lelaki jalan melewati meja makan kami. Sung Hee berbisik- bisik kepada kami.

”eh, kalian tau ga cwo yang tadi lewat” bisiknya sambil mendekat.

”oh, cwo itu?” sambung Yo nam. Sung hee mengangguk mengiyakan.

“Song Seung Hyun member F.T Island” Kata Yo Nam lagi.

“iya betul, ganteng banget ya?” kata Sung Hee

”mana si orangnya? Ga keliatan?” Ji hae ikutan.

”itu loh, yang lagi beridiri disana” jelas Sung Hee sambil menunjuk ke arah lelaki itu.

Aku menoleh ke arah sana, yang kulihat lelaki ganteng yang sedang berdiri santai. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya. Oh iya, dia lelaki yang melemparku dengan batu di pinggir sungai han. Namanya Song Seung Hyun? Ganteng banget.

”Sung hee, tadi malam aku bertemu dengan cwo itu di sungai han” kata ku serius.

”wae? Jeongmal? Kau bergurau” sung hee tak percaya.

”malah mungkin artis kayak dia sempet main ke sungai han? Dia tuh sibuk” sambar Yo nam sambil melahap Bulgogi Sapi nya.

”tapi, sepertinya bener deh, dia orang yang ku temui” aku mulai ngotot.

”hahhahah, mungkin yang kau temui hantu sungai han? ledek ji hae.

”wkwkwkkwkw, bener juga tuh! Hantu kali” Sung hee tertawa geli.

Aku bete banget. Tapi aku yakin, Song Seung Hyun adalah cowo yang melempar ku batu tadi malam. Aku meniggalkan meja makan sebentar untuk buang air kecil. Saat aku berjalan menuju toilet, seorang laki- laki yang sedang membawa satu porsin kimchi menabrak ku, kami pun terjatuh. Semua berantakan, aku membantu membereskan pecahan piring sambil terburu- buru, karena tidak tahan lagi. Namun, laki- laki itu terdiam memandangiku yang sedang terburu- baru. Saat aku menoleh kearahnya, lelaki itu ternyata ”Song Seung Hyun.”

Bersambung .....

5 comments:

  1. Wah Zulfah, keren banget loh blognya, layoutnya juga keren, ceritanya bagus, kayaknya zulfah bakat nih jadi penulis

    ReplyDelete
  2. hehehe

    makasih ya
    komen pertama

    ayah punya blog?

    ReplyDelete
  3. bagus kok de, FFnya, lanjutin yaa, yang sesuai usia kamu aja tapi jangan yang aneh2 yaa hehehe :)

    ReplyDelete